Tantangan dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia masih sangat besar, terutama disebabkan oleh kesenjangan yang signifikan antarwilayah. Penelitian ini menganalisis pengelompokan kemiskinan di Indonesia menggunakan algoritma K-Medoids dengan data tahun 2024 dari Badan Pusat Statistik (BPS). Indikator yang digunakan meliputi persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap air minum layak, sanitasi layak, dan hunian layak. Analisis deskriptif menunjukkan rata-rata akses air minum layak sebesar 87%, sanitasi layak 81,14%, dan rumah layak huni 61,66%. Metode Elbow menentukan jumlah klaster optimal sebanyak tiga. Klaster 1 mencakup 19 provinsi dengan tingkat kemiskinan rendah, ditandai akses yang tinggi terhadap kebutuhan dasar. Klaster 2 terdiri dari 18 provinsi dengan tingkat kemiskinan sedang dan akses infrastruktur yang cukup baik. Klaster 3 hanya mencakup Papua Pegunungan dengan akses sangat terbatas dan tingkat kemiskinan sangat tinggi. Hasil penelitian menyoroti ketimpangan signifikan antara wilayah timur dan barat Indonesia. Temuan ini menekankan perlunya kebijakan pengentasan kemiskinan berbasis wilayah yang berfokus pada peningkatan infrastruktur dasar di daerah tertinggal guna mendukung pembangunan yang lebih inklusif dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). 
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025