Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting dalam sektor perkebunan. Kelapa sawit merupakan komoditi yang berpotensi besar dalam membangun perekonomian Indonesia, Provinsi Riau dikenal sebagai daerah perkebunan kelapa sawit, dengan luas lahan pada tahun 2021 sebesar 1.534,581 Ha (Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, 2022). Perkembangan teknologi informasi berdampak pada semua sektor di Indonesia, tidak terkecuali pekebun kelapa sawit. Salah satu alat komunikasi yang menghubungkan pekebun dengan pekebun kelapa sawit yang laiinya adalah Smartphone. Pekebun kelapa sawit di Kecamatan Mempura menggunakan komunikasi dengan secara langsung dan menggunakan Smartphone. Komunikasi yang dilakukan pekebun kelapa sawit secara langsung terjadi pada waktu-waktu yang tidak terduga atau pada waktu berkumpul. Sedangkan komunikasi dengan menggunakan Smartphone tejadi kapan dan dimana saja. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan cara wawancara kepada pekebun kelapa sawit yang menggunakan Smarpone dan yang tidak menggunakan smartphone di Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pekebun kelapa sawit, Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Jaringan komunikasi yang terbentuk pada empat subsistem agribisnis yang menggunakan smartphone memiliki pola roda yang lebih beraturan sedangkan yang tidak menggunakan smartphone memiliki pola roda tidak beraturan. Hal ini dikarenakan pada pekebun yang menggunakan smartphone jaringan komunikasi nya lebih terpusat pada aktor ketua koperasi (SS), aktor kepala desa (MK), aktor pedagang saprodi yang menggunakan adalah grup WA sebagai wadah dalam menyebarluaskan informasi kepada seluruh anggota pekebunKarakteristik eksternal memanfaatkan pertemuan untuk berdiskusi pekebun yang menggunakan smartphone dan yang tidak menggunakan smartphone berada pada kategori jarang, tingkat kehadiran penyuluh rendah, alat peraga yang digunakan dapat dikategorikan cukup mengerti, penyuluh memanfaatkan media elektronik dapat dimengerti, pemanfaatan sumber informasi untuk meningkatkan/memperluas pengetahuan dengan kategori tinggi. Pemanfaatan sumber informasi yang berasal dari mana saja juga sama-sama dengan kategori tinggi.
Copyrights © 2025