Stunting merupakan masalah kurang gizi yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Asupan protein hewani pada balita sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan protein hewani pada balita stunting dan tidak stunting di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kidul, Kota Salatiga. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 72 ibu dengan balita usia 12-59 bulan dengan teknik proposional random sampling. Data stunting diperoleh dengan pengukuran antropometri dan menghitung z score menggunakan indikator PB/TB/U. Data asupan protein diperoleh dengan menggunakan questioner food recall 24 jam selama 3 hari. Uji statistik menggunakan uji Chi–Squere. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah balita yang mengalami stunting sebanyak 47 balita dan balita tidak stunting sebanyak 25 balita , mayoritas balita tidak stunting memiliki konsumsi asupan protein hewani yang cukup sebanyak 47 (97,9%) balita, kemudian untuk konsumsi protein hewani yang cukup sebanyak satu (2,1%) balita dengan keadaan stunting. Balita yang memiliki konsumsi asupan protein hewani yang kurang dan mengalami stunting sebanyak 24 (100%) balita. Berdasarkan hasil uji statistic menunjukkan bahwa hasil p-value sebesar 0.000. Terdapat perbedaan asupan protein hewani pada balita stunting dan tidak stunting di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kidul, Kota Salatiga. Puskesmas disarankan dapat memberikan sosialisasi tentang konsumsi pangan hewani serta faktor risiko kejadian stunting pada balita.
Copyrights © 2025