Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat penting di Indonesia. Salah satu kriteria umbi bawang merah yang disukai konsumen ialah umbi yang berukuran besar. Upaya untuk meningkatkan variasi dan perbaikan karakter bawang merah adalah dengan induksi poliploidi menggunakan kolkisin. Penelitian dengan tujuan untuk mempelajari variasi bawang merah dan mendapatkan bawang merah tetraploid hasil induksi poliploidi dengan kolkisin telah dilaksanakan di kebun Universitas Brawijaya PSDKU Kediri di Kelurahan Mrican, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri pada bulan Maret sampai Juli 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan dua faktor. Faktor pertama konsentrasi kolkisin (0%; 0,25%; 0,50%; 0,75%) dan faktor kedua lama perendaman (24 jam; 48 jam) yang diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi dan lama perendaman kolkisin menyebabkan daya kecambah TSS menurun. Nilai LC50 diperoleh pada perendaman konsentrasi 0,84% selama 24 jam dan konsentrasi 0,44% selama 48 jam. Konsentrasi 0,25% selama 48 jam dan 0,75% selama 24 jam menghasilkan variasi yang tinggi terhadap jumlah daun, sedangkan konsentrasi 0,25% selama 48 jam menghasilkan variasi yang tinggi terhadap bobot per umbi. Bawang merah tetraploid dihasilkan pada konsentrasi 0,25% dan 0,50% selama 24 jam, sedangkan konsentrasi 0,75% selama 24 jam menghasilkan bawang merah heksaploid.
Copyrights © 2025