Medication error adalah kegagalan dalam proses pengobatan yang berpotensi membahayakan pasien dan dapat berakibat fatal. Medication error umumnya dapat terjadi pada tahap peresepan karena kurangnya informasi lengkap mengenai data pasien, informasi obat, dan/atau penulisan resep yang sulit dibaca. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesalahan pengobatan pada fase peresepan, baik pada resep manual maupun resep elektronik di Klinik Rawat Inap Citra. Penelitian ini menggunakan desain observasional retrospektif dengan metode simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa medication error pada resep manual sebesar 98%, sedangkan pada resep elektronik sebesar 14%. Jenis medication error tertinggi pada resep manual adalah tidak mencantumkan surat izin dokter (75%), tidak mencantumkan usia pasien (71%), tidak mencantumkan cap dokter (59%), tidak mencantumkan nama dokter (53%), tidak mencantumkan tanggal penulisan resep (13%), tidak mencantumkan bentuk sediaan dan aturan pakai (10%), penulisan tidak jelas (8%), tidak mencantumkan nama pasien (8%), dan tidak mencantumkan dosis dan jumlah obat (4%). Sementara itu, pada resep elektronik, jenis medication error pada tahap peresepan meliputi tidak menuliskan dosis dan jumlah obat (8%), serta tidak mencantumkan bentuk sediaan dan aturan pakai (6%). Kesimpulannya, kesalahan pengobatan pada fase peresepan dengan penggunaan resep manual lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan resep elektronik.
Copyrights © 2025