Arsitektur bangunan pemerintahan berideologi demokrasi dilihat pada umumnya dibangun dengan konsep formal, menghasilkan pencerminan pemerintahan yang otoriter. Dilihat dari sisi lain, arsitektur formal ini menjadi cerminan sistem dan struktur pemerintahan demokrasi dalam dialog pemerintah-rakyat. Cerminan ini perlu diwujudkan melalui penghadiran wadah dialog formal-informal, menghubungkan ide-ide statis tentang demokrasi dengan kondisi dan pengalaman kontekstual dinamis dari rakyat pemegang kedaulatan dalam ranah demokrasi. Eksplorasi perwujudan konsep Arsitektur Demokratis dengan Kompleks Parlemen Nusantara menjadi uji coba perwujudan konsep mediasi tersebut melalui media sinestesia musik sosio politik sebagai bentuk representasi informal.
Copyrights © 2025