Tempat tinggal berperan penting dalam membentuk identitas manusia. Lebih dari sekadar struktur fisik, rumah menjadi ruang akumulasi pengalaman, memori, dan emosi. Memori yang terhubung dengan tempat tinggal baik itu rumah masa kecil atau lingkungan baru menciptakan rasa keterikatan yang mendalam. Perpindahan dan kehilangan tidak menghapus memori ini melainkan memperkaya identitas individu. Sedangkan lingkungan yang baru menawarkan kesempatan untuk menciptakan memori baru. Dalam konteks ini arsitektur berperan sebagai penyimpan memori dengan memberikan batasan teritori yang menciptakan rasa nyaman melalui proses manusia bertempat tinggal dimana makna dan rasa tempat dihasilkan. Melalui eksplorasi hubungan antara konteks bangunan dan memori pengguna, perancangan apartemen untuk pekerja dirancang untuk menciptakan lingkungan yang tidak hanya menyediakan kenyamanan tetapi juga mengingatkan mereka pada memori dan identitas yang membawa mereka ke tempat baru. Perancangan kali ini akan mengangkat isu memori bagi para pekerja ekspatriat di kawasan Ibu Kota Nusantara. Hal ini akan memberikan pengalaman baru bagi pengguna sekaligus dapat mendukung proses integrasi memori dan pengalaman hidup mereka sehingga membantu para pekerja untuk merasa lebih baik selama transisi kehidupannya dari tempat yang lama ke tempat yang baru.
Copyrights © 2025