Prevalensi tuberkulosis (TB) secara global masih cukup tinggi mencapai 2,2 juta kasus dan terus meningkat. Tingkat keberhasilan pengobatan TB sudah baik, namun angka keberhasilan masih di bawah target yang telah ditentukan yaitu 85%. Hal tersebut dikarenakan pemberian regimen pengobatan TB masih berbeda dan dosis obat antituberkulosis (OAT) yang diresepkan terkadang tidak sesuai dengan rekomendasi nasional dan internasional. Beberapa negara ditemukan memberikan dosis terlalu tinggi. Selain itu, tingkat pengetahuan yang kurang dapat menjadi salah satu penyebab kasus TB meningkat. Studi ini merupakan studi deskriptif cross-sectional dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteran tentang profil farmakologi obat antituberkulosis, meliputi farmakokinetik, farmakodinamik, dosis dan sediaan obat, regimen pengobatan, efek samping obat, interaksi obat dan multidrug resistance. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total population sampling pada bulan Januari sampai dengan April 2024. Subyek studi ini ialah mahasiswa kedokteran angkatan 2021 Universitas Tarumanagara yang telah lulus blok sistem respirasi dengan jumlah subyek sebanyak 97 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil studi menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan mahasiswa terkait pengetahuan farmakokinetik, farmakodinamik, regimen, efek samping, interaksi dan multidrug OAT tergolong baik, hanya terkait dosis serta sediaan OAT yang tergolong ke dalam tingkat cukup. Secara keseluruhan, tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara mengenai profil farmakologi obat antituberkulosis masih tergolong baik.
Copyrights © 2025