Cardiovascular disease (CVD) menjadi penyebab utama kematian secara global setiap tahunnya. Pasien dengan risiko CVD sering menggunakan antiplatelet sebagai pencegahan primer dan sekunder. Pada pencegahan sekunder, antiplatelet sudah terbukti memberikan manfaat, baik sebagai monoterapi ataupun kombinasi/dual antiplatelet therapy. Namun, peresepan antiplatelet oleh tenaga medis terkadang tidak tepat sehingga menyebabkan pengobatan menjadi kurang efektif atau bahkan memberikan efek samping yang tidak diharapkan. Studi ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteran mengenai profil farmakologi obat antiplatelet. Studi deskriptif ini dilakukan dengan metode cross sectional terhadap 125 mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2022. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 35 pertanyaan terkait profil farmakologi antiplatelet meliputi farmakokinetik, farmakodinamik, farmakogenomik clopidogrel dan resistensinya, sediaan dan dosis, interaksi antiplatelet dengan obat lain, efek samping, indikasi serta kontraindikasi antiplatelet. Hasil studi menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang “cukup” terhadap profil farmakokinetik antiplatelet (37.6%), farmakodinamik antiplatelet (47.2%), sediaan dan dosis antiplatelet (44.8%), efek samping antiplatelet (52%), serta indikasi dan kontraindikasi penggunaan antiplatelet (53.6%). Responden memiliki tingkat pengetahuan yang “kurang” terhadap profil farmakogenomik dan resistensi clopidogrel (40.8%) serta interaksi antiplatelet dengan obat lain (45.6%). Responden memiliki tingkat pengetahuan yang “cukup” (57.6%) terhadap profil farmakologi antiplatelet.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025