Aeng Tong-Tong Village on Madura Island is known as a center for keris making that has been passed down from generation to generation. In a tradition dominated by male keris masters, female keris masters have emerged who have an important role in maintaining the sustainability of the art of keris making. This study aims to analyze the governance of art applied by female keris masters in preserving culture and managing a creative economy based on cultural heritage. The research employs a qualitative approach with a case study method. Data collection is conducted through interviews, participatory observation, and literature review. The results show that female keris masters in Aeng Tong-Tong, such as Ika Arista, apply an innovative approach in the governance of art and culture. In the production process, the selection of high-quality raw materials is a priority to ensure the authenticity and aesthetic value of the keris. In addition, the keris making technique maintains traditional values with a combination of modern innovations that do not eliminate spiritual meaning. Keris marketing is still carried out conventionally through word-of-mouth trust networks, which shows that trust is a major aspect in the ecosystem of this industry. The art governance implemented by female keris masters in Aeng Tong-Tong proves that the integration of traditional values and modern strategies can maintain the existence and strengthen the economic value of the art of keris making. Abstrak Desa Aeng Tong-Tong di Pulau Madura dikenal sebagai pusat pembuatan keris yang telah diwariskan secara turun-temurun. Dalam tradisi yang didominasi oleh empu keris laki-laki, muncul empu keris perempuan yang memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan seni pembuatan keris. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tata kelola seni yang diterapkan oleh empu keris perempuan dalam pelestarian budaya serta pengelolaan ekonomi kreatif berbasis warisan budaya. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi partisipatif dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empu keris perempuan di Aeng Tong-Tong, seperti Ika Arista, menerapkan pendekatan yang inovatif dalam tata kelola seni dan budaya. Dalam proses produksi, pemilihan bahan baku berkualitas tinggi menjadi prioritas untuk memastikan keaslian dan nilai estetika keris. Selain itu, teknik pembuatan keris tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dengan kombinasi inovasi modern yang tidak menghilangkan makna spiritual. Pemasaran keris masih dilakukan secara konvensional melalui jaringan kepercayaan dari mulut ke mulut, yang menunjukkan bahwa kepercayaan merupakan aspek utama dalam ekosistem industri ini. Tata kelola seni yang diterapkan oleh empu keris perempuan di Aeng Tong-Tong membuktikan bahwa integrasi antara nilai-nilai tradisional dan strategi modern dapat menjaga eksistensi serta memperkuat nilai ekonomi dari seni pembuatan keris.
Copyrights © 2025