Salah satu tantangan global, termasuk di Indonesia, adalah masalah energi. Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 4,8 kWh/m²/hari, menjadikannya pilihan tepat untuk energi terbarukan, terutama di rumah tangga. Panel surya tipe monocrystalline dan polycrystalline umumnya digunakan, namun kinerjanya bergantung pada produsen dan kondisi pengujian. Pengujian standar dilakukan di bawah Standard Test Conditions (STC) berdasarkan IEC 61215, namun kondisi ini jarang terjadi dalam praktik sehari-hari. Efisiensi aktual panel dipengaruhi oleh faktor seperti lokasi, suhu, dan intensitas radiasi, yang menyebabkan perbedaan antara kinerja lapangan dan spesifikasi pabrikan. Penelitian ini bertujuan mengukur dan membandingkan kinerja kedua tipe panel menggunakan alat Pulse Repair Battery Charger. Metode eksperimental ini menghasilkan data yang dianalisis dalam tabel. Hasilnya menunjukkan bahwa panel monocrystalline dan polycrystalline memiliki kinerja suboptimal dengan efisiensi masing-masing 7,19% dan 7,29%. Nilai Fill Factor sebesar 0,2 menunjukkan masalah kualitas material. Untuk meningkatkan kinerja, diperlukan evaluasi lebih lanjut terhadap resistansi internal serta optimasi desain dan pemeliharaan panel.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025