Kota Sintang mempunyai perbedaan signifikan dari pusat perkotaan lain karena adanya ekosistem hutan gambut yang melekat dalam Taman Wisata Alam Baning, yang terletak di tengah-tengah pusat kota. Ekosistem hutan gambut ini memiliki dampak yang cukup besar pada lingkungan sekitarnya, berperan sebagai kawasan konservasi, penyerap karbon, dan tak kalah pentingnya sebagai destinasi wisata alam. Penelitian ini diarahkan untuk menggambarkan secara spasial area yang layak dikembangkan demi mendukung Taman Wisata Alam (TWA) Baning, serta menentukan jenis infrastruktur yang dapat dibangun untuk memastikan pengelolaan area wisata yang sejalan dengan prinsip ekologi. Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan, terungkap serangkaian strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangan TWA Baning, di antaranya adalah pendorong minat wisata khususnya dalam bentuk aktivitas seperti jogging track, fasilitas edukasi fauna dan flora, pusat informasi, zona komersial, area parkir yang memadai, dan lain sebagainya. Pendekatan pengembangan dan penyusunan infrastruktur wisata di TWA Baning mengusung konsep ekowisata, di mana sumber daya alam dan aspek budaya diintegrasikan secara bertanggung jawab untuk memastikan keberlanjutan. Keberadaan infrastruktur penunjang menjadi esensial dalam pengelolaan Taman Wisata Alam Baning sebagai tujuan wisata ekologi yang komprehensif.
Copyrights © 2025