Dedikasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 5, No 2 (2025)

Kekerasan Simbolik pada Duta Kampus

Abdillah, Muhamad Ridan (Unknown)
Haryono, Haryono (Unknown)



Article Info

Publish Date
19 May 2025

Abstract

Penelitian ini berfokus pada Kekerasan Simbolik pada Duta Kampus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan mendeskripisikan bagaimana proses kekerasan simbolik lewat dominasi nilai pada Duta Kampus FKIP UNTIRTA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai fenomena yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi.  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Duta Kampus FKIP UNTIRTA masih ditemukan dan belum dapat melepaskan konstruksi budaya feminine. Duta Kampus FKIP UNTIRTA masih memegang prinsip untuk terus menerapkan perilaku dari cerminan seorang duta setiap saat meskipun di luar jam penugasan. Adanya nilai feminine tersebut membentuk pribadi seorang duta dalam bertindak karena nilai tersebut telah bersemanyam di luar alam bawah sadar mereka. Sehingga kondisi tersebut dianggap memang sudah seharusnya terjadi. Hal tersebutlah yang dinamakan sebagai kekerasan simbolik oleh Bourdieu.Penelitian ini berfokus pada Kekerasan Simbolik pada Duta Kampus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan mendeskripisikan bagaimana proses kekerasan simbolik lewat dominasi nilai pada Duta Kampus FKIP UNTIRTA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai fenomena yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi.  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Duta Kampus FKIP UNTIRTA masih ditemukan dan belum dapat melepaskan konstruksi budaya feminine. Duta Kampus FKIP UNTIRTA masih memegang prinsip untuk terus menerapkan perilaku dari cerminan seorang duta setiap saat meskipun di luar jam penugasan. Adanya nilai feminine tersebut membentuk pribadi seorang duta dalam bertindak karena nilai tersebut telah bersemanyam di luar alam bawah sadar mereka. Sehingga kondisi tersebut dianggap memang sudah seharusnya terjadi. Hal tersebutlah yang dinamakan sebagai kekerasan simbolik oleh Bourdieu.

Copyrights © 2025