Kegiatan bongkar muat petikemas di pelabuhan merupakan aktivitas yang memiliki tingkat risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karena melibatkan penggunaan alat berat, pekerjaan di ketinggian, serta interaksi antara manusia dan mesin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi bahaya dan risiko kerja dalam aktivitas bongkar muat petikemas di PT PIB. Penelitian yang dilakukan ini dilaksanakan di Divisi SPMT Domestik, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 1, yang berlokasi di Jl. Raya Pelabuhan Belawan II Gabion, Bagan Deli, Belawan, Medan – 20414, Sumatera Utara. Dengan menggunakan metode HIRADC didapatkan 57,1% dalam kategori ekstrem, 28,5% kategori risiko tinggi, dan 14,2% tergolong sedang tidak ada aktivitas dengan risiko rendah. Setelah dilakukan pengendalian, tidak ada lagi pekerjaan dengan risiko ekstrem dan tinggi. Sebanyak 43% pekerjaan kategori sedang, dan 57% risiko rendah. Pendekatan JSA terdapat empat tahapan utama yang mengandung risiko ekstrem, yaitu pengangkatan, pemindahan, pengantaran, dan penerimaan petikemas. Sementara itu, analisis HAZOP terdapat potensi deviasi dalam proses operasional seperti kegagalan alat, kesalahan komunikasi, serta penyimpangan dari prosedur kerja standar yang dapat menyebabkan kecelakaan. Dengan penerapan sistem manajemen risiko yang terintegrasi melalui metode HIRADC, JSA, dan HAZOP, perusahaan diharapkan mampu menciptakan lingkungan kerja yang aman dan meminimalisir angka kecelakaan kerja dalam kegiatan bongkar muat petikemas.
Copyrights © 2025