Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana eksekutif perusahaan di sektor energi terbarukan di Indonesia memaknai dan merespons prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), serta bagaimana dinamika internal organisasi memengaruhi integrasi ESG ke dalam strategi bisnis. Menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis-interpretatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan teknik purposive sampling dan dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi eksekutif terhadap ESG terbagi antara idealisme etis dan pragmatisme strategis, dengan dinamika internal seperti konflik nilai antar divisi, fragmentasi budaya organisasi, dan kegagalan integrasi sistem ESG sebagai hambatan utama. Namun, keberadaan kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi yang kolaboratif terbukti menjadi katalis dalam mengurangi resistensi internal, menyelaraskan narasi ESG dengan strategi operasional, serta meningkatkan legitimasi eksternal perusahaan. Penelitian ini menegaskan bahwa ESG bukan sekadar respons administratif, melainkan proses sosial yang membutuhkan konstruksi makna kolektif, dukungan lintas fungsi, dan reorientasi budaya menuju keberlanjutan sebagai nilai strategis. Temuan ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan teori kepemimpinan strategis, sensemaking organisasi, serta penguatan implementasi ESG yang autentik dan kontekstual di negara berkembang.
Copyrights © 2025