Pendahuluan: Penggunaan pestisida yang intensif dalam pertanian hortikultura di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak kesehatannya, terutama hipertensi dan Mild Cognitive Impairment (MCI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian hipertensi dan MCI pada petani, termasuk karakteristik individu dan paparan pestisida seperti dosis, durasi kerja, masa kerja, frekuensi penyemprotan, jumlah jenis pestisida, penyimpanan, arah penyemprotan, serta penggunaan alat pelindung diri (APD). Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional ini melibatkan 100 petani laki-laki aktif di Kecamatan Bandungan. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, pengukuran tekanan darah, indeks massa tubuh (IMT), dan fungsi kognitif menggunakan kuesioner MMSE. Analisis bivariat menggunakan uji Rank Spearman dan Chi-square. Hasil: Ditemukan prevalensi hipertensi sebesar 38% dan gangguan kognitif sebesar 61%. Terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan IMT (p=0,005), dosis pestisida (p=0,000), lama kerja per hari (p=0,000), dan penggunaan APD (p=0,002). Gangguan kognitif berhubungan signifikan dengan masa kerja (p=0,000), lama kerja per hari (p=0,042), dosis pestisida (p=0,045), dan penggunaan APD (p=0,000). Variabel arah penyemprotan, jumlah jenis pestisida, penyimpanan, dan frekuensi tidak menunjukkan hubungan signifikan. Simpulan: Hipertensi dan gangguan kognitif ringan pada petani lebih dipengaruhi oleh intensitas paparan harian dan perilaku keselamatan kerja dibandingkan faktor lamanya bekerja atau jumlah pestisida yang digunakan. Intervensi preventif melalui edukasi penggunaan APD, pembatasan durasi kerja, serta penyemprotan yang aman sangat dibutuhkan untuk melindungi kesehatan petani dari paparan pestisida kronis.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025