Perilaku seksual pranikah di kalangan mahasiswa menjadi isu strategis dalam kesehatan masyarakat karena berkaitan dengan risiko kehamilan tidak diinginkan, infeksi menular seksual, serta beban psikososial. Salah satu pendekatan preventif yang dianggap efektif adalah perilaku pantang seksual (sexual abstinence). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sikap dan norma subjektif terhadap niat pantang seksual pada mahasiswa, serta menginterpretasikannya menggunakan kerangka Health Belief Model (HBM). Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional pada 88 mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yang dipilih melalui teknik stratified random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner tertutup dan dianalisis dengan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara sikap terhadap pantang seksual dan niat pantang seksual (p = 0,001; r = 0,333), serta antara norma subjektif dan niat pantang seksual (p = 0,000; r = 0,653). Analisis teoritis berdasarkan Health Belief Model menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, cues to action, dan self-efficacy berperan dalam pembentukan niat pantang seksual. Norma sosial terbukti menjadi pemicu terkuat dalam mendorong niat, sementara hambatan psikologis dan rendahnya efikasi diri merupakan tantangan utama yang perlu diatasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembentukan niat pantang seksual merupakan hasil interaksi antara faktor personal dan sosial yang kompleks, sehingga intervensi yang efektif harus mempertimbangkan dimensi kognitif, emosional, dan sosial secara menyeluruh.
Copyrights © 2025