Kondisi sosial dan ekonomi pasca pandemi telah meningkatkan kerentanan psikologis masyarakat, terutama kelompok ibu rumah tangga di wilayah pedesaan. Di Desa Sendangsari, Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman, khususnya di Padukuhan Bandan, muncul keluhan meningkatnya stres akibat beban ekonomi, konflik peran domestik, dan kurangnya keterampilan manajemen emosi. Kegiatan pengabdian ini menjadi urgensi sebagai respons terhadap kebutuhan mitra akan pendekatan edukatif yang sederhana namun bermakna dalam mengelola tekanan psikologis. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan pengendalian diri masyarakat melalui pendekatan analogi ilmiah, yakni konsep fisika tekanan (P=F/A), di mana tekanan (P) dianalogikan sebagai stres, gaya (F) sebagai Gaya/beban hidup, dan luas penampang (A) sebagai kapasitas diri. Metode yang digunakan meliputi observasi partisipatif, penyuluhan interaktif, kuesioner pre-test dan post-test, wawancara informal, serta dokumentasi kegiatan. Hasil menunjukkan bahwa dari 50 peserta yang hadir, lebih dari 90% menunjukkan partisipasi aktif dan positif. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan pemahaman rata-rata sebesar 32%. Temuan ini menjadi bukti bahwa pendekatan analogi ilmiah tidak hanya mampu memudahkan pemahaman peserta non-akademik terhadap konsep stres, tetapi juga memotivasi mereka untuk meningkatkan kapasitas diri. Program ini memberikan kontribusi awal dalam membangun ketahanan psikologis berbasis komunitas dan layak direplikasi dalam forum-forum sosial seperti PKK.
Copyrights © 2025