Kelembagaan  kelompok tani sangat penting dalam pengelolaan lahan berkelanjutan. Kelembagaan di Desa Jatisari belum terstruktur dengan baik. Keadaan ini mempersulit distribusi saprodi ke petani. Tujuan penguatan kelembagaan untuk membantu dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Metode pengumpulan data memakai kuisioner dengan pendekatan Participation Action Research (PAR) dan teknik Convinience Sampling. Penentuan sampel menggunakan formulasi Slovin, yaitu sampel (n) = Ukuran populasi (N) / 1 + (N×e2). Pilihan angka skor likert (Pn). Nilai indeks (%) ditentukan berdasar setiap kategori pernyataan dijumlah dan dibagi dengan skor tertinggi. Penentuan kebijakan menggunakan analisis SWOT. Hasil analisis diketahui bahwa dalam mengelola lahan berkelanjutan membutuhkan kelembagaan (nilai 85%), berwawasan lingkungan (92%), peningkatan produktivitas dengan penerapan teknologi (80%), pembinaan melibatkan penyuluh, Universitas dan masyarakat (98%). Konservasi sumber daya alam harus ditunjang kelembagaan dan teknologi. Alternatif dapat mengaplikasikan teknologi SIPLO untuk membantu aktifasi pertukaran ion dan kation, mengurai senyawa kompleks menjadi lebih sederhana dan menetralkan pH tanah.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025