Kebiasaan tidur yang tidak baik dan gangguan tidur dapat meningkatkan resiko terjadinya berbagai macam penyakit dan kematian. Angka kejadian kengantukan berlebihan di siang hari (excessive daytime sleepiness) yang tinggi dan korelasinya bervariasi pada lansia terutama yang tinggal di lingkungan komunitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi prevalensi kengantukan berlebih di siang hari pada lansia dan faktor yang mempengaruhinya. Design penelitian adalah cross-sectional study, dan sampel diambil dengan teknik consecutive sampling. Data demografi terkait usia, jenis kelamin, lama tinggal di panti, konsumsi kafein, indeks massa tubuh, dan riwayat penyakit. Untuk mengukur kengantukan berlebih pada lansia, peneliti menggunakan the Epworth Sleepiness Scale (ESS). Penelitian ini melibatkan 70 lansia dari panti wreda di Malang, Jawa Timur. Rata-rata usia responden adalah 75.41±9.50 tahun, dengan mayoritas responden adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 78,57%. Responden memiliki lama tinggal di panti selama rata-rata 3.03±3.37 tahun. Indeks Massa Tubuh (IMT) lansia adalah 21.8±4.2 kg/m2 dan berada pada kategori normal. Sebanyak 54,29% lansia memiliki berbagai macam riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus, dll. Prevalensi kejadian kengantukan berlebih pada lansia adalah sebesar 5.71% sedangkan mayoritas lansia tidak mengalami kengantukan berlebih di siang hari (66%). Kantuk berlebih pada lansia perlu ditangani dengan berbagai macam strategi penanganan yang konprehensif dan sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.
Copyrights © 2025