Tulisan ini membahas epistemologi pendidikan Islam dalam dua perspektif utama: klasik dan modern. Dalam kerangka klasik, pendidikan Islam berlandaskan pada integrasi wahyu, akal, dan intuisi spiritual dengan tujuan membentuk insan kamil yang bertakwa dan berakhlak mulia. Tradisi keilmuan ulama seperti Al-Ghazali, Al-Farabi, dan Ibn Sina menekankan pentingnya harmoni antara ilmu rasional dan transendental. Sementara itu, epistemologi modern muncul sebagai respons atas tantangan globalisasi, sekularisasi, dan perkembangan ilmu kontemporer, dengan tokoh-tokoh seperti Syed Muhammad Naquib al-Attas, Ismail Raji al-Faruqi, dan Fazlur Rahman yang menawarkan pendekatan integratif melalui Islamisasi ilmu pengetahuan. Tulisan ini menggunakan pendekatan reflektif-komparatif untuk mengungkap persamaan dan perbedaan mendasar antara kedua pendekatan tersebut serta implikasinya terhadap pendidikan Islam masa kini. Hasil kajian menunjukkan bahwa integrasi nilai-nilai klasik dan modern diperlukan untuk membangun sistem pendidikan Islam yang holistik, kontekstual, dan berdaya saing, yang tidak hanya menghasilkan peserta didik yang cerdas secara intelektual, tetapi juga unggul secara moral dan spiritual.Kata kunci: epistemologi Islam, pendidikan klasik, pendidikan modern, wahyu dan akal, Islamisasi ilmu, insan kamil
Copyrights © 2025