Peningkatan timbulan sampah seiring dengan pertumbuhan populasi dan konsumsi masyarakat menimbulkan tantangan besar dalam pengelolaannya, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan energi. Upaya menghadapi tantangan tersebut dapat dilakukan dengan pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Sumber energi yang belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah energi yang berasal dari biomassa seperti sampah (waste to energy). Refuse Derived Fuel (RDF) menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menanggulangi permasalahan peningkatan timbulan sampah dan peningkatan kebutuhan energi. Penelitian bertujuan untuk menganalisis potensi pengolahan sampah domestik Kota Sawahlunto menjadi RDF berdasarkan kelayakan aspek teknis dan nonteknis, serta memberikan rekomendasi strategi pengelolaannya. Data menunjukkan timbulan sampah domestic Kota Sawahlunto sebesar 1,24 kg/orang/hari dengan densitas 3,07 L/orang/hari. Komposisi dari sampah domestik yang dihasilkan berturut-turut adalah sampah sisa makanan sebesar 42,12%; sampah plastik 26,37%; sampah kertas 18,69%; sampah kayu/daun 6,93%; residu 3,11%; sampah tekstil 2,21%; dan sampah karet/kulit 0,57%. Analisis karakteristik sampah domestik sebagai bahan baku RDF mengungkapkan: kadar air (10,66%), zat mudah menguap (32,26%), kadar abu (4,98%), dan nilai kalor (16,74 MJ/kg). Hasil analisis ini memenuhi persyaratan teknis SNI 8966:2021 sebagai bahan baku RDF, kecuali pada beberapa komponen yang memerlukan pretreatment.   Kata Kunci: RDF, Kota Sawahlunto, sampah domestik, energi
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025