Fenomena viral di media sosial tidak hanya berkaitan dengan hiburan, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial dan budaya, termasuk dalam aspek bahasa. Salah satu kasus menarik adalah viralnya seorang anak bernama Ara, yang menjadi sorotan publik karena gaya bicaranya yang khas. Fenomena ini memicu beragam respons, mulai dari apresiasi hingga kritik terhadap penggunaan bahasa anak di ruang digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana cara bicara Ara merepresentasikan dinamika sosial serta persepsi masyarakat terhadap bahasa anak di ruang publik. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kualitatif, dengan data yang diperoleh dari video Ara yang viral serta respons publik di platform media sosial TikTok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan Ara memiliki karakteristik unik yang mencerminkan kreativitas linguistik anak, dipengaruhi oleh pola komunikasi keluarga serta ekspektasi sosial yang lebih luas. Respons masyarakat bervariasi, mencerminkan norma sosial tentang bagaimana seorang anak seharusnya berbicara. Dari perspektif sosiolinguistik, bahasa Ara menunjukkan variasi register, strategi komunikasi, serta posisinya dalam wacana digital. Sementara dari perspektif antropolinguistik, pola komunikasi Ara dibentuk oleh interaksi keluarga, terutama melalui metode pengasuhan yang mengintegrasikan Neuro-Linguistic Programming (NLP). Temuan ini mengindikasikan bahwa media sosial bukan hanya ruang interaksi, tetapi juga arena negosiasi makna bahasa dalam masyarakat.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025