Pemuliaan tanaman merupakan metode penting dalam meningkatkan genotipe tanaman untuk menghasilkan varietas unggul. Salah satu teknik pemuliaan yang efektif digunakan dalam perakitan varietas baru adalah mutasi. Induksi mutasi dapat menggunakan mutagen fisik maupun kimia, seperti kolkisin dan EMS (Ethyl Methane Sulfonate). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh mutagen terhadap perubahan fenotipik kedelai galur M.1.1.3 pada penanaman generasi kedua (M2). Penelitian dilakukan di Desa Reuleut Timu, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara dengan rancangan acak kelompok non-faktorial. Benih yang ditanam pada penelitian ini adalah benih yang diperoleh dari hasil penelitian penanaman generasi M1 sebelumnya. Ada 5 populasi kedelai generasi M2 yang diuji yaitu (P0) populasi kontrol, (P1) populasi kolkisin 0,01%, (P2) populasi kolkisin 0,02%, (P3) populasi EMS 0,2% dan (P4) populasi EMS 0,3%. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan morfologi dan agronomi pada populasi M2, termasuk perubahan warna daun dan sterilitas bunga. EMS lebih efektif dalam menginduksi perubahan morfologi dibandingkan kolkisin. Perlakuan mutagen kimia mempengaruhi jumlah cabang, umur berbunga, umur panen, jumlah polong, bobot biji, dan produksi. Mutagen kimia EMS dan kolkisin dapat digunakan sebagai metode perbaikan genetik kedelai, tetapi efektifitasnya sangat tergantung pada jenis mutagen dan konsentrasi yang digunakan. Penelitian lanjutan diperlukan untuk seleksi individu dengan karakter unggul pada generasi berikutnya. Kata kunci: EMS, Generasi M2, Keragaman, Populasi
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025