AbstrakLatar Belakang: Stunting adalah salah satu masalah gizi balita, menggambarkan kegagalan pertumbuhan linear yang terakumulasi sejak sebelum dan sesudah kelahiran yang diakibatkan oleh tidak tercukupinya asupan zat gizi. Batasan stunting apabila defsit dalam panjang badan menurut umur < -2 z-skor berdasarkan rujukan baku pertumbuhan World Health Organization. Stunting dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk konsumsi rokok dan tinggi badan orang tua. Di Yogyakarta cakupan konsumsi rokok orang tua termasuk tinggi (52.1%) dan prevalensi balita stunting mencapai reaches 15.11%. Maka dari itu, dibutuhkan penelitian terkait hubungan konsumsi rokok dan tinggi badan orang tua sebagai factor risiko kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Yogyakarta. Tujuan : Menganalisis menganalisa konsumsi rokok orang tua sebagai faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 6 â 24 bulan di Kota Yogyakarta. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan case control, dengan subjek anak usia 6-24 bulan yang terdaftar di 3 Posyandu (Umbulharjo, Tegalrejo dan Kotagede) yang masuk ke dalam kriteria inklusi. Jumlah subjek sebanyak 121 kasus dan 121 kontrol. Analisis data univariat, bivariat menggunakan Chi-square, dan multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 58,68% orang tuanya merokok. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi rokok orang tua dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Yogyakarta p=0,601; OR=1,15 yang berarti bahwa konsumsi rokok orang tua akan berisiko mempunyai anak yang mengalami stunting 1,15 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang orang tua tidak mengkonsumsi rokok. Hasil analisa multivariat menunjukkan setelah mengontrol tinggi badan ibu hubungan konsumsi rokok orang tua dengan kejadian stunting tidak bermakna pada anak usia 6-24 bulan di Yogyakarta (p=0,62; OR=1,15). Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor prenatal lebih dominan jika dibandingkan faktor postnatal seperti konsumsi rokok dan tinggi badan orang tua pada anak usia 6-24 bulan di Yogyakarta. Kesimpulan : Tidak ada hubungan bermakna antara konsumsi rokok orang tua (postnatal) dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Yogyakarta karena lebih dominan faktor prenatal.Kata kunci : konsumsi rokok orang tua, tinggi badan orang tua, stunting, anak usia 6-24 bulan.
Copyrights © 2017