Berdasarkan data yang dilansir dari KemenPPPA, tercatat bahwa terdapat 28.992 kasus kekerasan dalam rumah tangga sepanjang tahun 2024 dan 80% korban dari kasus KDRT tersebut adalah perempuan. Dari begitu banyaknya kasus KDRT, tidak sedikit dari korban yang memutuskan untuk tetap bertahan dengan berbagai alasan dan beranggapan bahwa pelaku akan berubah dan berperilaku baik. Menilik dari sisi psikologis sendiri, keputusan tersebut memiliki kaitan dengan attachment style korban dengan pelaku. Attachment sendiri merupakan ikatan emosional yang terbentuk antar individu yang memberikan rasa aman dan kenyamanan. Dalam kasus ini attachment berupa pasangan yang sekaligus menjadi figur lekatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dampak attachment korban KDRT terhadap pelaku dalam menyelesaikan konflik rumah tangga. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan metode studi literatur. Berdasarkan studi literatur korban dengan attachment yang kuat pada pelaku mungkin mengalami kesulitan untuk melepaskan diri dari hubungan yang penuh kekerasan, meskipun sadar bahwa hubungan tersebut merugikan. Hal ini bisa membuat korban cenderung mencari cara untuk mempertahankan hubungan, bahkan dengan mengorbankan kesehatan mental dan fisiknya. Sebaliknya, ikatan yang kuat juga dapat mempersulit proses penyelesaian konflik, karena korban mungkin lebih rentan terhadap manipulasi emosional, sehingga konflik rumah tangga tidak terselesaikan dengan baik dan berulang. Kata kunci : Attachment, KDRT, Rumah Tangga, Perempuan.
Copyrights © 2023