Penelitian ini mengkaji penerapan konsep kekongruenan dalam teori bilangan untuk merekonstruksi motif kain tradisional Indonesia, seperti batik dan sasirangan, melalui pendekatan etnomatematika. Tujuan utama adalah membangun model matematis berupa fungsi kongruen yang menghasilkan pola berulang menyerupai motif budaya lokal. Penelitian dimulai dengan pengumpulan literatur terkait kekongruenan dan analisis bentuk motif kain. Selanjutnya, fungsi kongruen dikembangkan dan divisualisasikan menggunakan Python dalam bentuk grid berwarna. Hasil menunjukkan bahwa berbagai motif, seperti motif Patah, Tembokan, Bayam Raja, dan Hiris Gagatas, dapat direpresentasikan secara matematis melalui fungsi kongruen dengan berbagai syarat, termasuk pemodelan piecewise dan penggunaan pusat modular. Dengan pendekatan ini, warisan budaya dapat dikaji dan dilestarikan menggunakan perspektif matematika modern. Penelitian ini membuktikan bahwa konsep kekongruenan tidak hanya relevan dalam kajian matematis, tetapi juga berpotensi besar dalam bidang seni dan budaya.
Copyrights © 2025