Desa Wage memiliki Asman Toga dan Akupresur Clitoria Ternatea yang cukup berkembang dengan salah satu keunggulan Asman Toga ini adalah telah menerapkan system budidaya organik melalui pengaplikasian probiotik dan biosaka disamping aneka ragam olahan tanaman herbal. Proses pembuatan awetan kering (simplisia) tanaman herbal yang dilakukan masih dilakukan secara manual, yaitu menjemur simplisia di bawah paparan sinar matahari secara langsung yang memakan waktu relative lama, yaitu 3-7 hari. Akibatnya simplisia yang dihasilkan tidak higienis dan dapat menyebabkan terjadi penurunan kadar antioksidan. Solusi dari permasalahan ini adalah penggunaan alat pengering listrik bersuhu sedang yaitu Food dehydrator. Kelebihan dari alat ini adalah suhu pengeringan yang stabil dan memerlukan waktu 4 – 6 jam untuk menghasilkan simplisia dengan kadar air ± 10% serta mempertahankan kadar metabolit sekunder dalam tanaman toga/herbal yang sangat dibutuhkan sebagai obat keluarga. Pelatihan dan pendampingan tata cara pembuatan simplisia daun dan bunga dilakukan pada pengurus Asman Toga dan Akupresur Clitoria Ternatea di tingkat Desa dan 2 orang perwakilan anggota setiap RW. Setelah pelatihan, rata-rata pemahaman peserta tentang pengertian, proses pembuatan simplisia, penyimpanan simplisia dan operasional alat food dehydrator rata-rata meningkat 75%. Seluruh peserta pelatihan sangat antusias mengikuti pelatihan dan pendampingan dari tim PKM dan telah mampu menghasilkan sinplisia tanaman herbal dengan kadar air rata-rata10%.
Copyrights © 2025