Upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan yang semakin tinggi, sektor pertanian perlu menghadapi tantangan seperti keterbatasan lahan yang tersedia, perubahan iklim, dan ketergantungan pada impor pangan. Keterbatasan lahan pertanian mengakibatkan keterbatasan dalam memperluas produksi pangan. Sementara itu, perubahan iklim, seperti pola curah hujan yang tidak stabil dan suhu meningkat, dapat mempengaruhi produksivitas pertanian. Selain itu, ketergantungan pada impor pangan menempatkan negara dalam posisi rentan terhadap fluktuasi harga dan ketidakpastian pasokan. Pengembangan smart urban farming dapat membantu mencapai swasembada pangan keluarga di Indonesia dengan beberapa cara. Pertama, teknologi smart farming dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air, pupuk, dan pestisida. Hal ini dapat meningkatkan produksi pangan dan mengurangi biaya produksi. Kedua, urban farming dapat dilakukan di daerah perkotaan yang dekat dengan konsumen, sehingga dapat mengurangi biaya transportasi dan distribusi. Ketiga, urban farming dapat dilakukan di lahan-lahan kosong yang ada di daerah perkotaan, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan lahan pertanian dan mengurangi ketergantungan pada lahan pertanian di pedesaan. Keempat, urban farming dapat meningkatkan kemandirian pangan keluarga dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan. Dengan demikian, pengembangan smart urban farming dapat membantu mencapai swasembada pangan keluarga di Indonesia. Sektor pertanian perkotaan memiliki potensi untuk memberikan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan. Urban farming dapat menjadi upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan memperbaiki ekologi kota. Urban farming dapat dilakukan di lahan-lahan kosong yang ada di daerah perkotaan dan dapat meningkatkan ketersediaan lahan pertanian. Urban farming juga dapat dilakukan di daerah perkotaan yang dekat dengan konsumen, sehingga dapat mengurangi biaya transportasi dan distribusi. Urban farming dapat meningkatkan kemandirian pangan keluarga dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan. Selain itu, urban farming dapat meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi biaya produksi. Urban farming dapat dilakukan dengan teknik seperti hydroponics, verticulture, fisheries, dan rooftop garden. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) juga dapat memberikan pelatihan dan pemagangan bagi petani untuk petani, sehingga mendorong petani berorientasi bisnis dan mandiri.Faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan smart urban farming meliputi penggunaan teknologi seperti artificial intelligence, remote sensing, dan IoT (Internet of Things). Selain itu, sistem kontrol dan monitoring tanaman yang efektif dan efisien juga diperlukan, seperti sistem pemantauan pencahayaan, ketinggian, dan penyiraman tanaman berbasis Arduino Uno dengan komunikasi modul Wi-Fi ESP8266-01. Dalam mengembangkan smart urban farming, perlu juga adanya pelatihan dan pemagangan bagi petani untuk mengadopsi teknologi dan memperoleh pengetahuan yang diperlukan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023