Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tipologi tembok penyengker pada Puri Gede Kaba Kaba di Tabanan, Bali, yang memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi. Puri Gede Kaba Kaba, yang dibangun setelah ekspansi kerajaan Majapahit di Bali, mencerminkan pengaruh budaya Majapahit dalam arsitektur tradisional Bali, khususnya dalam penggunaan ragam hias pada tembok penyengker. Tembok ini tidak hanya berfungsi sebagai pembatas fisik antara area luar dan dalam puri, tetapi juga sebagai benteng pertahanan dan simbol keseimbangan energi positif, selaras dengan filosofi Tri Hita Karana. Melalui pendekatan arkeologis dan arsitektur, penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis tipologi serta makna ragam hias pada tembok penyengker, seperti Karang Boma, Monocle Cyclop, dan Sesuluran, yang mengandung nilai spiritual dan budaya yang mendalam. Selain itu, penelitian ini menyoroti pentingnya pelestarian Puri Gede Kaba Kaba sebagai cagar budaya yang melestarikan warisan arsitektur, tradisi, dan nilai-nilai spiritual Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun banyak bagian tembok penyengker yang telah mengalami perubahan, beberapa elemen tetap mempertahankan keasliannya, menggambarkan ketahanan budaya Bali yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Copyrights © 2025