Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara tingkat pengetahuan pasien dengan kepatuhan dalam penggunaan antibiotik pada kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di RSU Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah, Kabupaten Pati. Penggunaan antibiotik yang tepat sangat penting untuk mencegah resistensi, dan memahami kepatuhan pasien menjadi kunci dalam mendukung efektivitas pengobatan, khususnya pada penyakit yang umum seperti ISPA. Metode Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional) yang dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2025. Sebanyak 100 pasien rawat jalan dipilih melalui teknik purposive sampling. Kriteria inklusi mencakup: usia ≥18 tahun, mampu berkomunikasi, telah didiagnosis ISPA, dan bersedia menjadi responden. Hasil Mayoritas responden berusia 41–65 tahun (58%), berjenis kelamin perempuan (55%), memiliki pendidikan terakhir SMA (43%), dan bekerja sebagai pegawai swasta (46%). Tingkat pengetahuan responden dikategorikan baik (48%), cukup (30%), dan kurang (22%). Jenis antibiotik yang paling banyak diresepkan adalah sefiksim, digunakan oleh 33% responden. Dalam hal kepatuhan, 63% responden patuh terhadap aturan penggunaan antibiotik, sedangkan 37% tidak patuh. Hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan antibiotik (p = 0,000; χ² = 18,893). Simpulan Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pasien dengan kepatuhan dalam penggunaan antibiotik. Semakin tinggi tingkat pengetahuan pasien, maka semakin besar tingkat kepatuhan terhadap penggunaan antibiotik sesuai anjuran. Hal ini menekankan pentingnya edukasi pasien untuk meningkatkan hasil pengobatan.
Copyrights © 2025