Penemuan kasus tuberkulosis (TB) resisten obat (RO) di Indonesia adalah sebesar 12.531 dengan cakupan 51% di tahun 2022. Linezolid merupakan antibiotik dari kelompok oksazolidinon, dan merupakan salah satu obat dalam terapi TB RO. Linezolid memiliki farmakokinetika nonlinier, distribusi di mata 40%, ikatan obat protein 15%, diperlukan penyesuaian dosis dan frekuensi pemberian secara individual. Kasus neuropati optik akibat linezolid di Indonesia hingga kini masih jarang ditemukan, sehingga menjadi nilai lebih bagi laporan kasus di Dr. Soetomo General Academic Hospital ini. Pasien wanita 46 tahun dengan berat badan 40 kg dan tinggi badan 157 cm (underweight), didiagnosis TB multidrug resistance (MDR) primer dan hipotiroid. Pasien menjalani pemeriksaan awal mata, dinyatakan normal fundus dan tidak ada kelainan. Pasien memulai terapi TB regimen individual (pengobatan jangka panjang) sejak 25 Mei 2023 dengan fase intensif enam bulan, yaitu kombinasi bedakuinin 400 mg, levofloksasin 750 mg, linezolid 450 mg, clofazimin 100 mg, sikloserin 500 mg, dan vitamin B6 100 mg. Neuropati optik muncul setelah penggunaan linezolid selama enam bulan yang ditandai dengan skotoma sentral. Linezolid dihentikan tanggal 18 Januari 2024, dan setelah 5 bulan kondisi mata pasien mengalami perbaikan. Neuropati optik akibat linezolid adalah proses reversibel, dan memiliki kemungkinan 2,6 kali lebih besar pada BMI <18,5 kg/m2 sehingga dosis linezolid 300 mg tiap 24 jam dapat disarankan pada pasien underweight. Pemantauan awal dan berkala setiap bulan efek neuropati optik akibat linezolid selama pengobatan sangat diperlukan, terutama pada pasien underweight.
Copyrights © 2025