Tulisan ini berupaya menggali relevansi pemikiran Viktor E. Frankl, khususnya logoterapi dan pencarian makna dalam penderitaan, terhadap konflik dan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Timor Leste. Dengan pendekatan filosofis-eksistensial, penelitian ini membaca ulang pengalaman kolektif masyarakat Timor Leste, baik dalam masa pendudukan maupun pasca-kemerdekaan, melalui pemikiran Frankl, yang menekankan bahwa manusia tetap memiliki kebebasan batin untuk memberi makna pada penderitaannya. Konflik Timor Leste tidak hanya menyisakan luka sejarah, tetapi juga menyimpan potensi untuk penemuan makna eksistensial di tengah keterpurukan. Dengan merujuk pada prinsip-prinsip logoterapi, tulisan ini menunjukkan bagaimana individu dan komunitas di Timor Leste dapat mengubah penderitaan menjadi kekuatan batin, dan trauma menjadi kekuatan transformatif dalam membangun rekonsiliasi dan kemanusiaan. Studi ini berkontribusi pada pemahaman lintas-disiplin antara psikologi eksistensial dan studi konflik, serta menawarkan pendekatan spiritual-humanistik dalam merawat luka bangsa.
Copyrights © 2025