Ketergantungan anak pada gadget menjadi tantangan yang semakin nyata di era digital, terutama di wilayah pedesaan seperti Desa Widoro. Program pengabdian masyarakat ini dirancang untuk mengurangi ketergantungan tersebut melalui pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD) yang dipadukan dengan pelestarian permainan tradisional. Dalam pendekatan ini, masyarakat berperan sebagai penggerak utama dengan memanfaatkan aset lokal, seperti permainan rakyat, jaringan sosial, dan fasilitas komunitas, sebagai media edukasi. Kegiatan inti berupa lomba mewarnai dan permainan tradisional dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional, melibatkan siswa-siswi SD Negeri 1, 2, dan 3 Widoro sebagai sasaran utama. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, serta kuesioner preāpost untuk mengukur dampak kegiatan. Hasilnya menunjukkan peningkatan interaksi sosial, kreativitas anak, dan penurunan penggunaan gadget hingga 37%. Metode ABCD dipilih karena menitikberatkan pada pemberdayaan aset lokal dan keterlibatan aktif masyarakat, sehingga lebih relevan dan berkelanjutan dibandingkan pendekatan yang hanya berfokus pada pembatasan penggunaan gadget.Pendekatan ABCD terbukti efektif dalam mendorong perubahan perilaku anak secara partisipatif dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat identitas budaya lokal. Model ini berpotensi diadaptasi di wilayah lain sebagai strategi penguatan karakter anak di tengah arus digitalisasi
Copyrights © 2025