Indonesia sebagai negara multikultural menghadirkan dinamika komunikasi yang kompleks. Termasuk di kota Medan yang dihuni beragam etnis seperti Batak, Nias, dan Simeulue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan interpersonal anatara etnis Nias dan Simeulue dalam ruang sosial terbatas, yaitu di Kost Opung Tuasan. Metode yang digunakan Adalah kualitatif deskriptif dengan Teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data meliputi reduksi, penyajian, dan penarikan Kesimpulan, dengan validasi triangulasi, member check dan auditing. Hal ini menunjukan hambatan komunikasi interpersonal dapat di petakan dalam bentuk psikoligis, semantik, ekologis, dan mekanis. Hambatan psikologis muncul dari streotip, prasangka, serta perbedaan agama; hambatan semantik terkait dengan perbedaan Bahasa dan logat; sementara hambatan ekologis dan mekanis ditemukan relative ringan. Pengguanaan Bahasa, strategi akomodasi, dan intensitas intraksi tatap muka mampu mereduksi hambatan tersebut. Penelitian ini menyimpulkan hambatan psikologis dan semantik menjadi tantangan utama. Tempat tinggal sementara para perantau menjadikan ruang sosial yang justru membuka peluang bagi terciptanya pemahaman lintas etnis lebih inklusif.
Copyrights © 2025