Ekosistem laut dan pesisir Indonesia, seperti terumbu karang, mangrove, dan padang lamun, menyediakan jasa ekosistem penting, antara lain penyimpanan karbon, perlindungan wilayah pesisir dari bencana alam, serta sumber mata pencaharian masyarakat pesisir. Namun, perubahan iklim, pencemaran, limbah dan kegiatan industri, serta eksploitasi sumber daya yang berlebihan telah secara drastis mengancam keberlanjutan ekosistem ini. Dalam situasi krisis ekologi tersebut, pengelolaan laut berbasis data (ocean accounting) muncul sebagai pendekatan komprehensif untuk mengukur dan mengevaluasi aset lingkungan laut, aktivitas ekonomi kelautan, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir. Pendekatan ini dapat menjadi dasar perumusan kebijakan pengelolaan yang berkelanjutan sekaligus upaya pemulihan ekosistem laut secara terarah dan terukur. Policy brief ini merekomendasikan integrasi ocean accounting secara sistematis ke dalam kerangka kebijakan nasional Indonesia untuk mempercepat pemulihan ekosistem laut dan memperkuat ketahanan kawasan pesisir. Rekomendasi utama mencakup: (1) pengembangan sistem transparansi data kelautan yang terintegrasi; (2) penerapan mekanisme pendanaan inovatif berbasis kinerja ekosistem; dan (3) peningkatan partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan dan pemantauan sumber daya pesisir melalui pendekatan ko-manajemen adaptif.
Copyrights © 2025