Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Kabupaten Magelang. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara, observasi. Menggunakan teori implementasi kebijakan Edward III, yang mencakup empat variabel utama: komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi, yang berfokus pada tiga perpustakaan desa, yaitu Perpusdes Ngablak, Sedayu, dan Kadiluwih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang dilakukan secara langsung, meskipun minim pemanfaatan teknologi digital, tetapi mampu menjangkau masyarakat dan membangun partisipasi yang cukup baik. Dalam aspek sumber daya, keterlibatan masyarakat dan dukungan dari pemerintah desa berkontribusi terhadap keberlangsungan program, namun terdapat kendala pada keterbatasan SDM dan dana operasional. Dari sisi disposisi, dukungan dan komitmen pemerintah desa terbukti menjadi faktor penentu keberhasilan keberlanjutan program, walaupun hal tersebut tidak merata di lokasi penelitian. Sementara itu, struktur birokrasi di ketiga Perpusdes belum berjalan optimal, yang berdampak pada efektivitas pengelolaan dan pengembangan program. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya penguatan struktur organisasi, regenerasi pengurus, peningkatan kapasitas SDM, dan pemanfaatan teknologi informasi dalam mendukung implementasi program perpustakaan berbasis inklusi sosial
Copyrights © 2025