Fast fashion merupakan jenis pakaian yang memberikan kontribusi buruk paling besar terhadap lingkungan, mulai dari pencemaran air, udara, tanah, hingga eksploitasi sumber daya alam dan manusia. Meskipun tersedia pilihan yang lebih ramah lingkungan seperti thrift dan preloved, tingkat penggunaannya di masyarakat masih tergolong rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan kampanye edukatif yang mengangkat isu ini secara lebih serius dan terstruktur. Sayangnya, kampanye yang telah ada belum sepenuhnya memanfaatkan potensi media komunikasi secara optimal. Carousell sebagai platform jual beli barang bekas memiliki potensi besar untuk menyuarakan isu ini melalui kampanye yang bersifat persuasif dan informatif guna meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak buruk fast fashion, sekaligus merekomendasikan pemanfaatan pakaian bekas sebagai alternatif yang lebih bijak. Penelitian ini difokuskan pada target audiens berusia 20–30 tahun di Kota Bandung, yang diharapkan dapat tergerak untuk mulai menggunakan pakaian bekas melalui aplikasi Carousell dan berhenti memberikan kontribusi terhadap fast fashion. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang pesan kampanye yang efektif, dan strategi visual untuk media dan pesan yang menarik. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, kuisioner, dan studi pustaka, kemudian dianalisis menggunakan pendekatan AOI, Matriks Perbandingan, dan AISAS. Diharapkan, dengan adanya kampanye ini, masyarakat dapat lebih mendukung keberlanjutan terhadap pakaian untuk lingkungan yang lebih baik. Kata Kunci: Carousell, Thrifting, Preloved, Fast fashion, Kampanye.
Copyrights © 2025