Hiperemesis gravidarum di Indonesia tercatat sekitar 14,8% dari seluruh kehamilan, dengan prevalensi di Provinsi Riau meningkat dari 49,7% pada 2020 menjadi 53,24% pada 2022. Faktor penyebabnya meliputi kurangnya pengetahuan, pengalaman, stres, serta pola makan yang kurang tepat. Penanganan dapat dilakukan secara farmakologis maupun nonfarmakologis, salah satunya dengan pemberian air jahe merah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jahe merah (Zingiber Officinale var Rubrum) dalam menurunkan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil di ruang rawat inap kebidanan RSUD Bangkinang. Jenis penelitian menggunakan kuantitatif dengan desain quasi experiment one group pretest-posttest. Penelitian dilaksanakan pada Februari 2025 dengan populasi seluruh ibu hamil trimester 1 dengan hiperemesis gravidarum pada Oktober–Desember 2024 sebanyak 20 orang, dan sampel sebanyak 16 orang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian berupa lembar observasi dan kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan sebelum intervensi seluruh responden mengalami mual muntah berat. Setelah diberikan jahe merah, 75,0% mengalami mual muntah ringan, 18,7% mual muntah sedang, dan 6,3% tidak mengalami mual muntah. Uji statistik menunjukkan ada pengaruh signifikan pemberian jahe merah terhadap penurunan hiperemesis gravidarum dengan nilai p=0,000. Disarankan RSUD Bangkinang mempertimbangkan penggunaan jahe merah sebagai terapi nonfarmakologis alternatif dalam menangani hiperemesis gravidarum.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025