Indonesia sebagai negara agraris menghadapi tantangan keterbatasan lahan pertanian akibat urbanisasi yang meningkat. Sistem hidroponik menjadi media untuk mengatasi permasalahan tersebut, seperti tanaman selada (Lactuca sativa). Mayoritas petani masih menggunakan cara manual dalam penanaman tanaman sehingga tidak konsisten untuk memantau tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat monitoring yang diteliti sebelumnya. Pengembangan yang dilakukan pada alat ini dengan menambahkan fitur kamera berbasis Internet of Things. Metode yang dilakukan meliputi pembuatan pupuk cair melalui fermentasi limbah rumah tangga dengan cairan EM4 dan molase, serta perancangan sistem berbasis sensor ESP32 yang terhubung dengan sensor pH, sensor TDS, sensor DHT11, dan modul kamera ESP32-CAM. Data sensor ditampilkan pada LCD dan dikirim secara real-time ke aplikasi Blynk. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sistem mampu bekerja dengan baik dalam monitoring tanaman dengan koneksi WiFi sensor ESP32 terhubung hingga jarak 10 meter, nilai sensor pH memiliki rata-rata error 4.6% sebelum pemupukan dan 5% sesudah pemupukan, sedangkan sensor TDS memiliki rata-rata error 6% sebelum pemupukan dan 10.8% sesudah pemupukan. Sensor DHT11 mencatat suhu lingkungan antara 27–31°C dan kelembapan 67–71%.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025