Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode full costing dalam menghitung harga pokok produksi pada industri anyaman bambu di Desa Tigawasa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Hasil dari penelitian, dalam menentukan harga jual, biaya penyusutan alat hanya dihitung secara langsung tanpa memperhitungkan umur ekonomis dan total kapasitas produksi alat tersebut dalam jangka panjang dalam menentukan harga jualnya. Hasil perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing yang diperoleh dari biaya produksi yang lebih tinggi karena biaya yang ada dalam proses tersebut dihitung secara terperinci. Sedangkan perhitungan harga pokok produksi menurut ketiga pengrajin anyaman bambu diperoleh dari biaya produksi yang tidak merinci semua biaya - biaya yang dikeluarkan pada saat produksi. Penelitian ini menyarankan agar pengrajin anyaman bambu menggunakan metode full costing untuk perhitungan harga pokok produksi dan harga jual yang lebih akurat dan kompetitif, didukung oleh pendampingan teknis serta edukasi tentang pentingnya memasukkan seluruh biaya produksi, termasuk biaya bahan penolong dan penyusutan alat, melalui program pemberdayaan dan pelatihan kewirausahaan yang melibatkan kolaborasi antara pengrajin, pemerintah, dan institusi pendidikan.
Copyrights © 2025