This study aims to investigate in-depth the influence of self-efficacy, or belief in one's own abilities, on burnout in a population of Taekwondo athletes in Surabaya. Amidst the high pressure of intensive physical training and the demands of highly competitive competitions, athletes often face significant risks of physical and emotional exhaustion, potentially triggering burnout. In this context, self-efficacy is believed to be a crucial psychological factor influencing an individual's response to pressure, where overconfidence can actually be a double-edged sword. Using a quantitative approach with a causal design to examine cause-and-effect relationships, this study involved a sample of 112 Taekwondo athletes carefully selected through a purposive sampling technique. Primary data were collected using instruments in the form of self-efficacy scales and burnout scales that have been tested for validity, then analyzed statistically using a simple linear regression test to model the influence between variables. The results of the data analysis showed that self-efficacy has a positive and significant effect on burnout, as evidenced by a regression coefficient value of 0.645 and a significance level of 0.000 (p < 0.05). These interesting findings indicate that the higher an athlete's self-confidence, the greater their potential for burnout. This may occur because athletes with high self-efficacy tend to set unrealistic standards, ignore fatigue signals, and continue pushing themselves beyond their limits without adequate recovery. Therefore, these conclusions underscore the urgency of balanced self-efficacy management for coaches and athletes, as well as the importance of implementing effective coping strategies and educating Taekwondo athletes about the importance of rest to prevent chronic mental and physical fatigue. ABSTRAKPenelitian ini secara mendalam bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh self-efficacy, atau keyakinan pada kemampuan diri, terhadap burnout pada populasi atlet Taekwondo di Surabaya. Di tengah fenomena tingginya tekanan latihan fisik yang intensif dan tuntutan kompetisi yang sangat kompetitif, para atlet sering kali menghadapi risiko kelelahan fisik dan emosional yang signifikan, yang berpotensi memicu kondisi burnout. Dalam konteks ini, self-efficacy diyakini menjadi salah satu faktor psikologis krusial yang memengaruhi respons individu terhadap tekanan, di mana keyakinan yang terlalu tinggi justru dapat menjadi pedang bermata dua. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain kausal untuk melihat hubungan sebab-akibat, penelitian ini melibatkan sampel sebanyak 112 atlet Taekwondo yang dipilih secara cermat melalui teknik purposive sampling. Data primer dikumpulkan menggunakan instrumen berupa skala self-efficacy dan skala burnout yang telah teruji validitasnya, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji regresi linier sederhana untuk memodelkan pengaruh antar variabel. Hasil analisis data menunjukkan bahwa self-efficacy secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap burnout, yang dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,645 dan tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,05). Temuan menarik ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat keyakinan diri seorang atlet, semakin besar pula potensi mereka mengalami burnout. Hal ini dapat terjadi karena atlet dengan self-efficacy tinggi cenderung menetapkan standar yang tidak realistis, mengabaikan sinyal kelelahan, dan terus mendorong diri melampaui batas tanpa pemulihan yang memadai. Oleh karena itu, kesimpulan ini menggarisbawahi urgensi pengelolaan self-efficacy yang seimbang bagi pelatih dan atlet, serta pentingnya penerapan strategi coping yang efektif dan edukasi mengenai pentingnya istirahat untuk mencegah kelelahan mental dan fisik yang kronis di kalangan atlet Taekwondo.
Copyrights © 2025