Fenomena meningkatnya pasangan muda yang hidup bersama tanpa ikatan perkawinan sah (kohabitasi) di Paroki St. Filomena, Mena, Kabupaten Timor Tengah Utara, menjadi tantangan serius bagi nilai-nilai kesucian perkawinan Katolik. Padahal Gereja Katolik menegaskan bahwa perkawinan adalah sakramen yang suci, monogamis, dan tidak terceraikan. Untuk mengatasi permasalahan ini, kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan bekerja sama dengan Paroki St. Filomena, melibatkan 45 anggota Legio Maria sebagai mitra utama. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman umat tentang hakikat perkawinan Katolik melalui katekese partisipatif. Metode pelaksanaan mencakup survei awal untuk memetakan permasalahan, penyusunan materi tentang sakramentalitas dan nilai-nilai perkawinan, penyampaian katekese interaktif melalui ceramah, diskusi, dan tanya jawab, serta evaluasi menggunakan pre-test dan post-test. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan pemahaman peserta tentang hakikat perkawinan Katolik dari 50–78% sebelum kegiatan menjadi 86–100% setelah kegiatan. Selain itu, peserta menyatakan kesediaannya untuk menjadi agen perubahan di komunitas mereka dalam menyosialisasikan nilai-nilai perkawinan Katolik. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa pendekatan katekese partisipatif efektif meningkatkan pemahaman umat mengenai sakramentalitas dan kesucian perkawinan, sekaligus memberikan landasan teologis yang kuat bagi penguatan keluarga Katolik di tengah tantangan budaya dan sosial masyarakat moderen.
Copyrights © 2025