Penelitian ini menyoroti keunikan pandangan Ahmed Hulusi tentang makna spiritual adzan, yang ia tafsirkan bukan hanya sebagai panggilan ritual, melainkan sebagai sarana introspeksi untuk menyadari kehadiran ilahi yang menyatu dalam diri setiap individu Muslim. Hulusi mengajukan pemaknaan adzan sebagai panggilan menuju kesadaran tauhid non-dualistik, yaitu bahwa Allah tidak dipandang sebagai entitas yang terpisah atau jauh, melainkan esensi yang ada dalam dan meliputi seluruh ciptaan. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi pandangan Hulusi yang mengaitkan adzan dengan prinsip-prinsip sufistik, mengungkap bahwa inti dari tauhid adalah menghilangkan sekat-sekat antara Allah dan makhluk. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis teks pada karya-karya utama Hulusi, serta beberapa literatur pendukung yang membahas adzan dalam konteks sufisme dan teologi Islam modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hulusi melihat penyebutan Muhammad sebagai Rasul dalam adzan sebagai simbol teladan sifat-sifat ilahi yang dapat dicerminkan dalam kehidupan Muslim. Dengan demikian, menurut Hulusi, setiap Muslim dipanggil untuk meneladani Rasulullah sebagai manifestasi sifat-sifat Allah, seperti kasih sayang, kebijaksanaan, dan keadilan.
Copyrights © 2025