Risiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah yang diekspresikan dengan melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain. Strategi preventif untuk mencegah risiko perilaku kekerasan mencakup meningkatkan kemampuan perawat, melatih penderita berkomunikasi dan mengungkapkan kemarahan, serta Terapi Asertif untuk meningkatkan interpersonal dalam berbagai situasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan asuhan keperawatan jiwa dan penerapan terapi asertif pada pasien risiko perilaku kekerasan dalam meningkatkan periaku yang asertif supaya dapat memutuskan beperilaku sesuai keinginan dan mampu mengekspresikan diri dengan nyaman. Metode yang digunakan adalah deskriptif berupa studi kasus menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi keperawatan.Studi kasus ini diberikan pada dua pasien dimulai dari pre-test menggunakan scooring RUFA, diikuti dengan pemberian strategi pelaksanaan (SP) 1-5 antara lain secara fisik dengan tarik nafas dalam dan memukul bantal/kasur; secara sosial/verbal dengan meminta, menolak, dan mengungkapkan perasaan dengan sopan dan baik; secara spiritual dengan dzikir/berdoa, meditasi berdasarkan agama yang dianut; psikomarkologi dengan rutin minum obat, tidak putus obat, mampu mengenali obat, pemberian terapi asertif, dan diakhiri dengan post-test menggunakan scooring RUFA. Hasil studi kasus pada kedua pasien menunjukkan perbedaan hasil scooring RUFA dan perbedaan reaksi ketika dilakukan pendekatan dan strategi pelaksanaan. Memberikan asuhan keperawatan jiwa harus membangun hubungan saling percaya antara pasien dengan perawat supaya dapat meningkatkan rasa percaya diri pasien karena membuat situasi pasien lebih tenang dan suasana hati yang baik akan mengurangi risiko perilaku kekerasan.
Copyrights © 2025