Artikel ini membahas inisiasi dan peran aktif sultan dan ulama Aceh dalam membentuk serta mengembangkan jaringan keilmuan Islam yang terhubung secara global, khususnya pada masa Kesultanan Aceh Darussalam. Sejak awal Islamisasi di wilayah ini, institusi dayah telah berperan sebagai pusat pendidikan Islam yang menghasilkan ulama-ulama berpengaruh hingga ke berbagai penjuru Nusantara dan dunia Melayu. Hubungan dengan Timur Tengah diperkuat melalui kedatangan ulama asing, pengiriman pelajar ke Haramain, serta proses vernakularisasi literatur keagamaan ke dalam bahasa Melayu. Artikel ini juga menyoroti tradisi penulisan kitab dalam aksara Jawi, pengaruh pemikiran Persia, serta kontribusi para tokoh penting seperti al-Raniri dan al-Sinkili dalam pengembangan ilmu fikih, tasawuf, tafsir, dan sejarah. Melalui analisis ini, tulisan ini menegaskan bahwa Aceh menjadi episentrum keilmuan Islam di Asia Tenggara yang memainkan peranan penting dalam membentuk identitas keilmuan dan keberislaman dunia Melayu.
Copyrights © 2025