Indonesia memiliki warisan kota tradisional dengan keragaman struktur ruang yang khas. Namun, kajian mengenai struktur kota tradisional di Sumatera masih sangat terbatas, khususnya yang menyoroti interaksi antara budaya dan ajaran Islam. Penelitian ini fokus pada Nagari Kurai V Jorong (Bukittinggi), sebuah kota tradisional Minangkabau yang tumbuh sejak masa Kerajaan Pagaruyuang. Pada periode tersebut, terjadi pemurnian ajaran Islam yang membentuk tatanan kehidupan masyarakatnya. Studi ini penting dilakukan, karena tidak semua kota tradisional yang mayoritas penduduknya beragama Islam mengadopsi struktur ruang kota Islam. Tujuannya untuk mengungkapkan dan membandingkan struktur ruang Nagari Kurai V Jorong dengan konsep kota Islam. Pendekatan hermeneutik dan historical urban landscape digunakan dengan memanfaatkan sumber data berupa tambo, arsip kolonial Belanda, sejarah lisan, serta dokumen terkait. Selanjutnya dianalisis dengan metode deskriptif-komparatif. Hasil penelitian menunjukkan kesamaan antara struktur ruang Nagari Kurai V Jorong dengan kota Islam, namun berbeda pada elemen pusat kota, elemen budaya lokal, sebaran elemen, dan pola jalan. Struktur ini dipahami sebagai Struktur Ruang Adat Basandi Syarak, wujud integrasi budaya Minangkabau dan nilai-nilai Islam. Penelitian ini berkontribusi memperkaya khazanah struktur ruang kota tradisional yang berbasiskan Islam di Pulau Sumatera dan menawarkan perspektif berbasiskan nilai lokal dan Islam bagi perencanaan kota kontemporer dalam membentuk struktur ruang yang berkelanjutan.
Copyrights © 2025