Di tengah rivalitas ideologis dan keragaman gerakan keagamaan, NW - dalam konteks Lombok merasa memperoleh âinterupsiâ kalau bukan ancaman dari sejumlah gerakan baru pasca reformasi. Mempertahankan posisi sebagai kelompok dominan, baik secara ideologis maupun kuantitas dirasakan semakin penting. Studi ini difokuskan pada proses diseminasi identitas ideologis Ahl al-Sunnah wa al-Jamaâah (Aswaja) dan implikasinya terhadap proses reproduksi kader-kader baru NW. Berdasarkan kecenderungan empiris, studi ini membuktikan bahwa pembelajaran Ke-NW-an lebih dari sekedar merawat ideologi Aswaja, juga yang lebih penting adalah cara NW menjaga sustainibilitas organisai dengan menekankan pada reproduksi kader-kader baru. Hal ini sekaligus sebagai salah satu jawaban atas semakin dinamisnya proponen NW dalam menentukan pilihan-pilihan paham dan organisasi keagamaan yang lain.
Copyrights © 2017