Al-Qur’an memberi perhatian khusus terhadap pembahasan surga yang merupakan motivasi moral paling menonjol melalui amtsal (permisalan-permisalan). Di dalam Al-Qur’an surga tidak hanya diberi ciri-ciri, melainkan dilukiskan secara konkrit dan hidup. Turunnya al-Qur’an dengan bi lisanin arabiyyin mubin, menunjukkan bagaimana bahasa Arab (berikut budayanya) sebagai teropong utama untuk memahami Al-Qur’an. Untuk sampai pada pemahaman yang lebih baik, seorang pembaca Al-Qur’an tidak hanya bisa melihat Al-Qur’an dari sisi tekstualitasnya. Melainkan juga mesti menggunakan teropong kebudayaan penutur bahasanya. Di saat yang sama Ulumul Quran juga mengembangkan Amtsalul Quran untuk memahami ayat-ayat yang mengandung matsal, kemudian memberikan pilihan pemaknaan yang lebih mendalam. Adanya penggambaran surga secara deskriptif dan berasosiasi pada imajinasi surga bangsa Arab pra-Islam menunjukkan bagaimana Al-Qur’an memperhatikan objek penerima awalnya. Memahami duduk perkara amtsal sekaligus imajinasi orang arab pra-Islam terhadap surga akan membantu setiap generasi baru pembaca Al-Qur’an menemukan penalaran dan makna surga yang lebih akomodatif untuk diri mereka.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024