Benteng Vredeburg merupakan arsitektur peninggalan masa kolonial yang kini di alih fungsikan menjadi museum, sebagai bangunan heritage yang telah mengalami perubahan fungsi dari bangunan privat menjadi publik proses adaptasi ruang tidak dapat dihindari dan membutuhkan kemampuan manusia untuk berorientasi pada lingkungan termasuk sistem wayfinding ruang. Faktor pengunjung menjadi variable utama dalam keberhasilan sistem wayfinding, karakteristik manusia seperti usia, jenis kelamin, perkembangan kognitif, kemampuan persepsi, kemampuan spasial dan mental akan menentukan pemahaman seseorang mengenai lingkungan museum. Sistem wayfinding memainkan peranan penting dalam memastikan pengunjung museum dapat menemukan informasi yang dicari. Sistem wayfinding museum yang baik dapat mendorong pengunjung untuk melakukan penjelajahan dengan melibatkan elemen lingkungan sekitar baik dari segi desain interior maupun arsitektural. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan usulan desain wayfinding yang mengakomodasi kebutuhan pengguna dalam berorientasi pada bangunan kompleks museum yang didasarkan atas kebiasaan pengunjung dalam berinteraksi dengan elemen bangunan heritage. Beberapa faktor yang mempengaruhi pola adaptasi pengunjung di museum benteng Vredeburg diantaranya adalah motivasi, sensitivitas dan habituasi, adaptasi sesnsori, karakteristik fisiologi, kelelahan dan kondisi lingkungan
Copyrights © 2024